Langsung ke konten utama

Teknik Pengoperasian Trawl (Cantrang )

kapal penagkapan ikan dengan alat tangkap Trawl


1    Kapal Pukat Hela
Kapal penangkap ikan yaitu kapal yang secara khusus dipergunakan untukmenangkap ikan termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan.  Berdasarkan pengertian kapal secara umum, kapal pukat hela merupakan jenis kapal penangkap yang digunakan khusus untuk penangkapan ikan yang menggunakan pukat hela yang telah didesain secara kdengan fisik kapal yang kuat serta peralatan yang menunjang. Kapal pukat hela dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar1.Kapaloperasipukatudang (Petani, 2012)
Menurut Ardidja (2010), dalam pengelompokannya kapa pukat udang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1.      Kapal pukat hela belakang, jenis kapal ini dapat berukuran 200GT. Kapal-kapal berukuran lebih dari 300 GT dilengkapi dengan slip way dan roller di buritan, yang berfungsi sebagai alur pukat hela.
2.      Kapal pukat hela samping, jenis kapal ini merupakan kapal yang didesain untuk mengoperasikan kapal pukat hela dari samping terutama pada setting dan hauling. Sedangkan tahapan towing dihela dari belakang kapal seperti kapal pukat hela lainnya.
3.      Kapal pikat hela rig ganda, didesain untuk menghela dua atau lebih pukat hela untuk menangkap udang, dibelakang kapal melalui dua buah rig yang dipasang menjorok ke kiri dan kanan lambung kapal.
4.      Kapal pukat berbingka, adalah jenis kapal yang mengoperasikan pukat hela berpalang atau berbingkai dengan menggunakan rig ganda.

2.2    Pukat Hela
Menurut petani (2012) dalam http://petani46.blogspot.com/2012/01/paper-metode-penangkapan-ikan-pukat.html, pukat hela (trawl) berasal dari bahasa prancis troler dari kata trailing adalah dalam bahasa inggris, mempunyai arti yang bersamaan, dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan kata tarik  ataumengelilingi seraya menarik. Ada yang menterjemahkan trawl denganjaring tarik, tapi karena hampir semua jarring dalam operasinya mengalami perlakuan tarik ataupun ditarik, maka selama belum ada ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwenang maka digunakan katatrawl.
Kata trawl lahir kata trawling yang berarti kerja melakukan operasi penangkapan ikan dengan trawl, dan kata trawler yang berarti kapal yang melakukan trawling. Jadi yang dimaksud dengan jaring trawl (trawl net) disini adalah suatu jaring kantong yang ditarik di belakang kapal (baca : kapal dalam keadaan berjalan) menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan jenis demersal lainnya. Jaring ini juga ada yang menyangkut sebagai jaring tarik dasar.
2.2.1   PukatUdang
Pukat udang adalah jenis jaring berbentuk kantong dengan sasaran tangkapannya udang. Jaring dilengkapi sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board) dan Turtle Excluder Device/TED, tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan dasar (demersal), yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan dan hanya boleh ditarik oleh satu kapal motor.
Pukat udang atau biasa juga disebut pukat harimau adalah jaring yang berbentuk kantong yang ditarik oleh satu atau dua kapal, bisa melalui samping atau belakang. Alat ini merupakan alat yang efektif namun tidak selektif sehingga dapat merusak semua yang dilewatinya, Baskoro, (2006) dalam http://petani46.blogspot.com/2012/01/paper-metode-penangkapan-ikan-pukat.html.
Menurut Ayodhyoa, (1983), jaring ditarik secara horizontal (mendatar) di dalam air. Alat ini dilengkapi dengan papan pembuka mulut jaring (otter board) yang membuat mulut jaring terbuka selama kegiatan penangkapan dilakukan.
2.2.2        Bagian-BagianPukatUdang
Menurut Usemahu, dan Tomasila (2001), bagian – bagian pukat udang meliputi :
1.    Bridle lineadalahtali yang menghubungkan antara sayap jaring dengan otterboard. Tujuan pemberian tali ini adalah untuk menggiring ikan berkumpul di tengah – tengah jaring. Pada umumnya panjang bridle line sekitar 6 meter. Ada juga yang menggunakan bridle line sepanjang 50 – 100 meter,

bahkanpadapukatudang umumnya tidak menggunakannya. Bridle line dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini
2.    Dan Lenoadalahsebatangkayu yang dipasangpadatiap – tiapujungsayappukatudang yang gunanyauntukmembuatsayappukatudangdapatberdiri vertical dalam air.
3.    Webbing, besarnyajaringbiasanyaditentukan oleh panjang tali ris atas. Ukuran jaring (mata jaring) ada yang sama dari ujung sayap sampai kantong, untuk ukuran mata jaring dari sayap ke kantong biasanya semakin kecil. Ukuran mata jaringnya adalah pada kantong ukuran mata jaring terkecil. Bahan yang digunakan untuk membuat jaring yang paling umum digunakan adalah bahan nilon. Jaring pukat hela dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini.

4.    Taliris, terdapatduamacamtalirispadapukatudangyaitutalirisatasdantalirisbawah. Tali ris atas biasanya disebut head line sedangkang tali ris bawah biasanya disebut ground rope atau foot rope. Tali ris atas biasanya digunakan sebagai ukuran penentuan besarnya pukat udang tersebut.
5.    Otter board berfungsi sebagai pembuka sayap jaring ke arah samping. Besar kecilnya bukaan otter board ke arah samping ditentukan oleh cara penyetelan tali guci yang ada pada otter board tersebut. Ukuran otter board harus disesuaikan dengan ukuran jaring, karena ukuran jaring ditentukan oleh panjang tali ris atas yang juga ditentukan oleh daya motor penggerak. Otter board dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini.


2.2.3        Jenis - JenisPukatUdang
Menurut Usemahu, A.R. dan Tomasila, L.A. (2001), berdasarkan jenisnyapukat udang dapat dikelompokkan berdasarkan :
1.    Cara terbukanyamulutjaring terdiri dari :
1) Beam trawl, merupakan jenis pukat udang yang pengoperasiannya terbukanyamulutjaringdikarenakanbentangankayupadamulutjaring.
2) Paranzella, merupakan terbukanyamulutjaringkarenaditarikolehduabuahkapalyang jalannyasejajardenganjaraktertentu
3)        Otter trawl, jenis pukat udang yang dioperasikan menggunakan papan rentang sebagai pembuka mulut jaring.

2.    Ayodhyua (1981) mengatakan, berdasarkanletakjaringdalam air selamadilakukanoperasipenangkapanikan, trawl dapatdibedakanatas
1)   Surface trawl (floating trawl), yaitu trawl yang di operasikan di permukaan air; Jaring ditarik dekat permukaan air, dan ditujukan pada ikan-ikan yang beruaya pada permukaan air (surfase water). Pada kenyataannya, operasi jenis-jenis trawl ini banyak mengalami kesukaran, sebabnya antara lain ialahpadaumumnyajenis-jenisikan yang beruayapadapermukaan air termaksudikan-ikan yang good swimmer. Dengan demikian, haruslah jaring ditarik dengan cepat, dan kecepatan tarik ini harus lebih besar dari swiming speed yang di punyai ikan yang akan di tangkap. Akibat dari hal ini, kita akan memperoleh resistanse yang besar, tang selanjutnya menghendaki HP kapal yang besar. Oleh sebab itulah, surface trawlbertujuanmenangkapikan yang terrbataspadaikan-ikankecil yang lambatswimingspeednya.
2)   Mid Water Trawl merupakanpukat yang di operasikan antara permukaan dan dasar perairan. Jaring ditarik pada depth tertentu secara horizontal, pada depth mana diduga merupakan swiming layer dari ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Untuk menjaga agar mulut jaring terbuka dan selalu berada dalam depth yang dimaksud, selama masa penarikan yang dilakukan dengan kecepatan tertentu, tentulah menghendaki perhitungan-perhitungan yang rumit dan teliti.secara komersial, midwater trawl telah digunakan untuk menangkap herring di negara-nagara eropa utara,Kanada dan lain-lain. Sedangkan untuk jepang masih dalam penelitian dan percobaan.Pukatudangpertengahandapatdilihatpadagambar6 berikut.


3)   Bottom Trawlmerupakanpukat yang dioperasikan di dasar perairan. Jenis ini merupakan jenis yang paling umum. Dengan trawl ini jaring ditarik pada dasar/dekat dasar laut,dengan demikian ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) atau pun demersal fish. Termasuk juga disini udang-udangan dan kerang-kerangan.pada kenyataannya, seringjugatertangkapikan-ikansurface yang didugamasukjaringketikajaringsedang di tariknaik.

2.3    Daerah Penangkapan
Habitat dari hasil tangkapan alat tangkap Pukat udang (shrimp trawl)  adalah daerah demersal, yaitu daerah perairan dasar yang berpasir atau berlumpur. Operasi penangkapan dapat dilakukan siang dan malam hari tergantung keadaan pula. Musim penangkapan dari pukat udang ini sepanjang tahun, kecuali pada saat-saat tertentu di mana cuaca tidak memungkinkan seperti pada saat musim barat. Dalam alat tangkap trawl yang memiliki syarat-syarat fishing ground, antara lain sebagai berikut:
1.        Dasarfishing ground terdiridaripasir, Lumpur ataupuncampuranpasirdan Lumpur.
2. Kecepatanaruspada mid water tidakbesar (dibawah 3 knot) jugakecepatanaruspasangtidakseberapabesar.
3.        Kondisicuaca,laut, (arus, topan, gelombang, dan lain-lain) memungkinkankeamananoperasi.
4.        Perairanmempunyaidayaprokdutifitas yang besarsertarecources yang melimpah.

2.4    Teknik Penangkapan Pukat Udang
Pukatudang (shrimp trawl) adalah jenis jaring berbentuk kantong dengan sasaran tangkapannya udang. Pukat udang dioperasikan di Indonesia stelah adanya larangan penggunaan trawl melalui KEPPRES No. 39 tahun 1980. Pukat udang merupakan modifikasi dari alat penangkap trawl, dimana jarring ini berbentuk kerucut. Jaring dilengkapi sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board) dan Turtle ExcluderDevice (TED). TED adalah alat pemisah untuk meloloskan penyu. Tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan dasar (demersal), yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan dan hanya boleh ditarik oleh satu kapal motor.(Ayodhyoa. 1983). Panjang jaring dari pukat udang sekitar 33 m. Sedang papan trawl (otter board) berukuran 1,8 m panjangdan 1,4 m lebar, berat 500-562 kg/buah.
Teknisnya, pertamadilakukanpersiapan baik dari nelayan, kapal dan alat tangkap (pukat udang). Setelah sampai di tengah laut atau mencapai target penagkapan, maka alat tangkap dipasang dan dibenamkan ke dalam laut. Apabila dilakukan siang hari maka dapat menggunakan burung untuk menggiring ikan ke dalam jaring, sedangkan pada malam hari dapat menggunakan lampu sebagai penarik perhatian ikan. Apabilatelahdibenamkan, jaringditarikolehkapalselamabeberapawaktudanbilatelahberisihasiltangkapanmakajaringdiangkatdandipanenhasiltangkapannya.
Cara PengoperasianPukatUdang, menurutUsemahudanTomasila (2001), cara pengoperasian meliputi tahap - tahap sebagai berikut :
1.    Persiapan, sebelumoperasipenangkapan, terlebih dahulu segala peralatan dan perlengkapan operasional agar dipersiapkan secara teliti. Seperti penyusunan alat di tempatnya agar memudahkan saat diturunkan, pemeriksaan mesin – mesin (mesin induk, mesin winch), pembersihan palka, perbekalan es (apabila kapal tidak ada mesin pendingin).
2.    PenurunanJaring(Setting), penurunanjaringpadasaat operasi dengan menggunakan pukat udang dapat dilakukan setiap saat baik siang hari maupun malam hari, asalkan cuacanya baik dan memungkinkan untuk menurunkan jaring. Setelah kapal sampai di daerah penangkapan yang dituju, jaring dapat segeran diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari bagian kantong, BED, badan jaring, sayap, bridle line (apabila menggunakannya), otterboard dan tali penarik.
3.PenyeretanAlatTangkap (Towing), dilakukansetelahalat tangkap di turunkan. Penyeretaninibertujuanuntukmenyapuhasiltangkapansehinggamasukkedalamkantong. Waktupenyeretaninidisesuaikandengankecepatankapal. Padaumumnya proses penyeretanselama 1-2 jam.
4.    Penarikanjaring (hauling), urutanpenaikanjaringmerupkan kebalikan dari urutan penurunan jaring. Selama operasi, jaring tersebut terus ditarik sampai kira – kira 2 jam, kemudian baru dapat dinaikkan ke atas kapal untuk diambil hasil tangkapannya.Kegiatanhaulingdapatdilihatpadagambar7 dibawahini.

2.5    Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan utama dan menjadi sasaran utama tangkapan alat tangkap pukat udang ini adalah jenis-jenis udang (shrimp) seperti udang jerebung (Penaeus merguensis), udang windu (Penaeus merguensis), udang dogol (Penaeus merguensis), udang krosok (Penaeus merguensis).
Udang merupakan salah satu primadona dalam dunia penangkapan, hal ini karena harganya yang tinggi dalam pasaran. Berdasarkan tempat habitatnya udang terbagi dalam dua golongan, yaitu udang air tawar (Macrobrachium, sp) dan udang air laut (Penaues, sp). Sebagai makhluk air yang tidak bertulang belakang, udang mempunyai berntuk meorfologi dan histologi yang khas. Kepala dan tubuhnya dilindungi oleh kulit keras yang banyak mengandung kalsium dan khitin.

2.5.1        Anatomi Udang Penause
Udang Penause merupakan jenis hewan air, termasuk dalam phylum Invertebrata, klas Decapoda, famili Penaiedeae. Karena termasuk decapoda, tubuh udang terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Tubuh udang agak melengkung (bongkok), bili berjalan merayap diatas air dengan menggunakan kak-kakinya (pleopod) yang dapat juga digunakan untuk berenang, sedangkan bagian ekor yang terdiri dari telson dan uropod digunakan untuk mengemudi, selain itu udang juga dapat melompat keluar permukaan air.

2.5.2        Daur Hidup UdangPenaeus
Periode udang Penaeus mengalami enam kali perubahan bentuk melalui beberapa lingkungan yang berdeda, yaitu embryo, larva, Juvenule, young (muda), immature (belum dewasa) dan mature (dewasa). Masa embryo dimulai segera setelahtelur menetas.
Apabila semua organ tubuh telah terbentuk maka larva memasuki periode juvenile, kemudian pada periode ini udang bermigrasi ke daerah mulut sungai atau daerah terlindung seperti paya bakau dan di daerh ini udang juveline tubuh menjadi udang muda (young). Pertumbuhan udang mudah menjadi bentuk sebelum udang dewasa (immature) masih belum jelas, tetapi migrasi udang tersebut dari mulut sungai menuju laut lepas, menunjukan bahwa udang tersebut menuju kedewasaan (mature). Udang yang bermigrasi dari sungai ke laut lepas mempunyai ukuran antara 110-120 mm. Daur hidup udang dapat dilihat pada gambar 8 dibawah ini.
2.5.3        Tingkah Laku (Behaviour) Udang Penaeus
Tingkah laku udang Penaeus ini sudah banyak diteliti oleh para ahli sejak tahun 1950-an yang berasal dari Jepang dan Australi, terutama kebiasaan udang
untuk menguburkan diri, moulting (ganti kulit), bermigrasi secra kelompok.
2.5.3.1  Menguburkandiri
Kebiasaan ini paling sering dilakukan oleh udang sejak masih muda sampai menjadi dewasa. Udang biasa menguburkan diri di dalam pasir dan lumpur pada dasar air. Kebiasaan ini dilakukan untuk melindungi diri dari musuhnya. Penguburan diri ini sangat berpenagar pada cahaya, biasanya udang keluar dari tempat persembunyiannya setelah matahari terbenam dan kemudian menguburkan diri kembali pada waktu matahari terbit.
Cahaya dan temperatur air juga mempungaruhi kebiasaan menguburkan diri dari udang ini. Pada temperatu < 140C,100% udang menguburkan dirinya di dasar perairan. Sedangkan temperatur antara 280C sampai 140C hanya sebagian ddari udang yang enguburkan diri, jika temperatur mencapai >280C semua udang tidak menguburkan diri meskipun cahaya bersinar terang.

2.5.3.2  Ganti kulit (moulting)
Moulting adalah suatu prose pergantian kutikula, kutikula yang lama dilepas dengan yang baru. Moulting dipengaruhi oleh berubahnya kualitas air atau mekanan serta proses pengeluaran zat-zat tertentu dari tubuh udang. Menurut Longmuir (1983), pada uang mudah proses moulting ini melalui beberap periode sesuai dengan perkembangan setae dari pleopod.

2.5.3.3  Migrasi
Migrasi adalah proses perpindahan sekelompok dari habitat yang satu ke habitat yang lain. Proses ini diduga terpengaruh oleh persediaan makan yang terbatas sehingga mereka menuju tempat yang mempunyai persediaan makanan yang cukup. Migrasi juga terjadi pada saat udang bertelur dan udang mudah bermigrasi dari daerah muara sungai pada waktu larva dan menuju ke laut lepas untuk tumbuh menjadi dewasa.


Migrasi yang terjadi setelah dewasa biasanya saat bergantung pada kondisi mereka hidup, misalnya temperatur air yang turun pada musim dingin. Migrasi udang di Indonesia dilaporkan oleh Unar dan Naamin (1984) berdasarkan pengalaman nelayan penangkapan udang di Cilalcap. Larva dan post larva bergerak menuju pantai dan muara sungai, udang muda memasuki Selat Segara Anakan terbawah oleh arus air laut dan kemudian tumbuh menjadi dewasa. Udang ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan jaring banbu, didapatkan 3-4 kg/unit/malam pada waktu air surut.
Hasil sampingan dari penangkapan dengan pukat udang yaitu jenis-jenis ikan dasar atau jenis ikan demersal antara lain pari (Trygon sephen), bulu ayam (Setipirnna spp.), petek (Leiognathus spp.), cucut (shark), gulamah (Sciena spp.), kapas-kapas (Gerres spp), krepa (Epinephelus spp.), nomei (Harpodon spp.), bawal putih (Pampus argentus), rajungan (Portunus pelagicus), cumi-cumi (loligo spp), sotong (Sepia spp.) dan lain-lainnya (Waluyo,1999).
2.6    PenangananHasilTangkapan
Penanganan hasil tangkap yang dimulai dari penyortiran tangkapan yang masih bercampur dengan sampah ataup ikan yang tidak mempunyai kualitas, kemudian hasil tangkapan yang berupa udang di sortir kemudian di masukan ke dalam basket-basket yang telah di sediakan dan di cuci dengan air laut untuk menghilangkan kotoran atau lumpur yang menempel pada udang, tahap selanjutnya udang yang berada di dalam basket di tumpahkan pada meja patah untuk dilanjutan pematahan kepala dan sizing untuk sedangkan untuk udang tiger yang besar tidak melalui proses pamatahan kemudian di bekukan dan lanjutkan proses packing ke dalam master carton dengan menggunakan alat trakel dan penjepit seal setiap master carton berisi 6 inner carton sedangkan untuk ende berisi 7 inner carton, yang dilanjutkan penyimpanan dalam palkah selama pengoperasian.
Setelah kegiatan penangkapan selesai dilakukan, kapal akan kembali ke fishing base dan akan melakukan kegiatan bongkar hasil tangkapan. Pembongkaran hasil tangkapan ini biasanya dilakukan diperusahan pemilik kapal atau langsung ke kapal penampung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat Tangkap Purse Seine

2.1 Kapal Perikanan Kapal perikanan dikaitkan dengan bidang pekerjaannya yang sangat dinamis dan berisiko tinggimengharuskan kapal memiliki stabilitas yang cukup.   Berdasarkan ketentuan bahwa kapal perikanan harus memiliki stabilitas awal (Initial stability) tidak kurang dari 0,6 meter ( Ardidja2007) .             Kapal Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan( UU No. 45 Tahun 2009 Tentang perikanan). 2.2   Kapal Purse seine Ardidja 2010, Mengatakan. Kapal pukat cincin ( puse seine ) adalah kapal yang paling penting dan efektif untuk menangkap sekumpulan (Schooling) ikan yang berada di dekat permukaan.Sebagai sarana pengamatan ikan dibangun tempat panjarwala (crows nest) di tiang utama, pada kapal pukat cincin berukuran besar (tuna purse seine) dibangun

Teknik Pengoperasian alat tangkap Huhate Atau Sering Disebut Dengan Pole and Line

1 Definisi Huhate Huhate atau sering disebut dengan pole and line adalah alat tangkap yang menggunkan tongkat/joran (pole) dan tali (line) . Huhate termasuk alat tangkap yang selektif karena pada umumnya hanya menangkap ikan cakalang saja. Jika ditinjau dari cara penangkapan dan pengopersian alat, huhatetermasuk alat tangkap yang ramah lingkungan. Ikan yang menjadi target tangkapan huhate adalah ikan pelagis besar, yaitu cakalang (skipjack) . Ada kalanya tuna berukuran kecil, sekitar 5-10 kg, juga tertangkap. Di Indonesia huhate pada umumnya dioperasikan di kawasan perairan Indonesia tengah dan timur. Di kawasan perairan Indonesia barat, pancing huhate jarang digunakan oleh para nelayan.        Penangkapan dengan huhate menggunakan umpan berupa ikan-ikan kecil yang disukai oleh cakalang. Umpan yang digunakan adalah umpan hidup. Oleh karena itu, kapal huhate selalu dilengkapi ddengan palka ikan hidup untuk mempertahankan umpan yang diangkut tetap hidup smapai di fishing g