![]() |
kapal penagkapan ikan dengan alat tangkap Trawl |
1
Kapal Pukat Hela
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1V7J3janvjyWIzYFKfeKL7jQIXOS0Igt4JxUT5WbrSXxgnubhVYZ6p47qyB3eicfeqcawjKiIbStcuHHmlcUflDJ3a3skdhtEU4OB6AV7g2xXamly8r1RFyJuPflxwPaEFNlDxXwkWkU/s320/TRALKKK.jpg)
Gambar1.Kapaloperasipukatudang (Petani, 2012)
Menurut Ardidja (2010), dalam pengelompokannya kapa pukat udang dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu:
1.
Kapal pukat hela
belakang, jenis kapal ini dapat berukuran 200GT. Kapal-kapal berukuran lebih
dari 300 GT dilengkapi dengan slip way dan
roller di buritan, yang berfungsi
sebagai alur pukat hela.
2.
Kapal pukat hela
samping, jenis kapal ini merupakan kapal yang didesain untuk mengoperasikan
kapal pukat hela dari samping terutama pada setting
dan hauling. Sedangkan tahapan towing dihela dari belakang kapal
seperti kapal pukat hela lainnya.
3.
Kapal pikat hela
rig ganda, didesain untuk menghela dua atau lebih pukat hela untuk menangkap
udang, dibelakang kapal melalui dua buah rig yang dipasang menjorok ke kiri dan
kanan lambung kapal.
4.
Kapal pukat
berbingka, adalah jenis kapal yang mengoperasikan pukat hela berpalang atau
berbingkai dengan menggunakan rig ganda.
2.2
Pukat Hela
Menurut
petani (2012) dalam http://petani46.blogspot.com/2012/01/paper-metode-penangkapan-ikan-pukat.html, pukat hela (trawl) berasal dari bahasa prancis troler dari kata trailing
adalah dalam bahasa inggris, mempunyai arti yang bersamaan, dapat diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia dengan kata tarik
ataumengelilingi seraya menarik. Ada yang menterjemahkan trawl
denganjaring tarik, tapi karena hampir semua jarring dalam operasinya mengalami
perlakuan tarik ataupun ditarik, maka selama belum ada ketentuan resmi mengenai
peristilahan dari yang berwenang maka digunakan katatrawl.
Kata trawl lahir kata trawling
yang berarti kerja melakukan operasi penangkapan ikan dengan trawl, dan kata trawler yang berarti kapal yang
melakukan trawling. Jadi yang
dimaksud dengan jaring trawl (trawl net) disini adalah suatu jaring
kantong yang ditarik di belakang kapal (baca : kapal dalam keadaan berjalan)
menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan jenis
demersal lainnya. Jaring ini juga ada yang menyangkut sebagai jaring tarik
dasar.
2.2.1
PukatUdang
Pukat
udang adalah jenis jaring berbentuk kantong dengan sasaran tangkapannya udang.
Jaring dilengkapi sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board) dan Turtle Excluder Device/TED, tujuan utamanya untuk menangkap udang
dan ikan dasar (demersal), yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan
dan hanya boleh ditarik oleh satu kapal motor.
Pukat
udang atau biasa juga disebut pukat harimau adalah jaring yang berbentuk
kantong yang ditarik oleh satu atau dua kapal, bisa melalui samping atau
belakang. Alat ini merupakan alat yang efektif namun tidak selektif sehingga
dapat merusak semua yang dilewatinya, Baskoro, (2006) dalam http://petani46.blogspot.com/2012/01/paper-metode-penangkapan-ikan-pukat.html.
Menurut Ayodhyoa, (1983), jaring
ditarik secara horizontal (mendatar) di dalam air. Alat ini dilengkapi dengan
papan pembuka mulut jaring (otter board)
yang membuat mulut jaring terbuka selama kegiatan penangkapan dilakukan.
2.2.2
Bagian-BagianPukatUdang
Menurut
Usemahu, dan Tomasila (2001), bagian – bagian pukat udang meliputi :
1. Bridle lineadalahtali
yang menghubungkan antara sayap jaring dengan otterboard. Tujuan pemberian tali
ini adalah untuk menggiring ikan berkumpul di tengah – tengah jaring. Pada
umumnya panjang bridle line sekitar 6 meter. Ada juga yang menggunakan bridle
line sepanjang 50 – 100 meter,
bahkanpadapukatudang
umumnya tidak menggunakannya. Bridle line
dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini
2. Dan Lenoadalahsebatangkayu
yang dipasangpadatiap – tiapujungsayappukatudang yang gunanyauntukmembuatsayappukatudangdapatberdiri
vertical dalam air.
3. Webbing, besarnyajaringbiasanyaditentukan
oleh panjang tali ris atas. Ukuran jaring (mata jaring) ada yang sama dari
ujung sayap sampai kantong, untuk ukuran mata jaring dari sayap ke kantong
biasanya semakin kecil. Ukuran mata jaringnya adalah pada kantong ukuran mata
jaring terkecil. Bahan yang digunakan untuk membuat jaring yang paling umum
digunakan adalah bahan nilon. Jaring pukat hela
dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini.
4. Taliris, terdapatduamacamtalirispadapukatudangyaitutalirisatasdantalirisbawah.
Tali ris atas biasanya disebut head line
sedangkang tali ris bawah biasanya disebut ground
rope atau foot rope. Tali ris
atas biasanya digunakan sebagai ukuran penentuan besarnya pukat udang tersebut.
5. Otter board berfungsi
sebagai pembuka sayap jaring ke arah samping. Besar kecilnya bukaan otter board ke arah samping ditentukan
oleh cara penyetelan tali guci yang ada pada otter board tersebut. Ukuran otter
board harus disesuaikan dengan ukuran jaring, karena ukuran jaring
ditentukan oleh panjang tali ris atas yang juga ditentukan oleh daya motor
penggerak. Otter board dapat dilihat pada
gambar 5 dibawah ini.
2.2.3
Jenis
- JenisPukatUdang
Menurut
Usemahu, A.R. dan Tomasila, L.A. (2001), berdasarkan jenisnyapukat udang dapat
dikelompokkan berdasarkan :
1. Cara
terbukanyamulutjaring terdiri dari :
1) Beam trawl, merupakan jenis pukat udang yang pengoperasiannya terbukanyamulutjaringdikarenakanbentangankayupadamulutjaring.
2) Paranzella, merupakan terbukanyamulutjaringkarenaditarikolehduabuahkapalyang
jalannyasejajardenganjaraktertentu
3) Otter trawl, jenis pukat udang yang dioperasikan menggunakan papan
rentang sebagai pembuka mulut jaring.
2. Ayodhyua (1981) mengatakan, berdasarkanletakjaringdalam
air selamadilakukanoperasipenangkapanikan, trawl
dapatdibedakanatas
1) Surface trawl
(floating trawl), yaitu trawl yang di
operasikan di permukaan air; Jaring ditarik dekat permukaan air, dan ditujukan
pada ikan-ikan yang beruaya pada permukaan air (surfase water). Pada kenyataannya, operasi jenis-jenis trawl ini banyak mengalami kesukaran,
sebabnya antara lain ialahpadaumumnyajenis-jenisikan yang beruayapadapermukaan
air termaksudikan-ikan yang good swimmer.
Dengan demikian, haruslah jaring ditarik dengan cepat, dan kecepatan tarik ini
harus lebih besar dari swiming speed
yang di punyai ikan yang akan di tangkap. Akibat dari hal ini, kita akan
memperoleh resistanse yang besar, tang selanjutnya menghendaki HP kapal yang
besar. Oleh sebab itulah, surface trawlbertujuanmenangkapikan
yang terrbataspadaikan-ikankecil yang lambatswimingspeednya.
2) Mid Water Trawl merupakanpukat
yang di operasikan antara permukaan dan dasar perairan. Jaring ditarik pada depth tertentu secara horizontal, pada
depth mana diduga merupakan swiming layer
dari ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Untuk menjaga agar mulut jaring
terbuka dan selalu berada dalam depth
yang dimaksud, selama masa penarikan yang dilakukan dengan kecepatan tertentu,
tentulah menghendaki perhitungan-perhitungan yang rumit dan teliti.secara
komersial, midwater trawl telah
digunakan untuk menangkap herring di negara-nagara eropa utara,Kanada dan
lain-lain. Sedangkan untuk jepang masih dalam penelitian dan percobaan.Pukatudangpertengahandapatdilihatpadagambar6
berikut.
3) Bottom Trawlmerupakanpukat
yang dioperasikan di dasar perairan. Jenis ini merupakan jenis yang paling
umum. Dengan trawl ini jaring ditarik
pada dasar/dekat dasar laut,dengan demikian ikan yang menjadi tujuan
penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom
fish) atau pun demersal fish.
Termasuk juga disini udang-udangan dan kerang-kerangan.pada kenyataannya,
seringjugatertangkapikan-ikansurface
yang didugamasukjaringketikajaringsedang di tariknaik.
2.3
Daerah
Penangkapan
Habitat
dari hasil tangkapan alat tangkap Pukat udang (shrimp trawl) adalah daerah
demersal, yaitu daerah perairan dasar yang berpasir atau berlumpur. Operasi
penangkapan dapat dilakukan siang dan malam hari tergantung keadaan pula. Musim
penangkapan dari pukat udang ini sepanjang tahun, kecuali pada saat-saat
tertentu di mana cuaca tidak memungkinkan seperti pada saat musim barat. Dalam
alat tangkap trawl yang memiliki
syarat-syarat fishing ground, antara
lain sebagai berikut:
1.
Dasarfishing ground terdiridaripasir, Lumpur
ataupuncampuranpasirdan Lumpur.
2. Kecepatanaruspada mid
water tidakbesar (dibawah 3 knot) jugakecepatanaruspasangtidakseberapabesar.
3.
Kondisicuaca,laut,
(arus, topan, gelombang, dan lain-lain) memungkinkankeamananoperasi.
4.
Perairanmempunyaidayaprokdutifitas
yang besarsertarecources yang melimpah.
2.4
Teknik Penangkapan Pukat Udang
Pukatudang (shrimp trawl) adalah jenis jaring
berbentuk kantong dengan sasaran tangkapannya udang. Pukat udang dioperasikan
di Indonesia stelah adanya larangan penggunaan trawl melalui KEPPRES No. 39
tahun 1980. Pukat udang merupakan modifikasi dari alat penangkap trawl, dimana jarring ini berbentuk
kerucut. Jaring dilengkapi sepasang (2 buah) papan pembuka mulut jaring (otter board) dan Turtle ExcluderDevice (TED). TED adalah alat pemisah untuk
meloloskan penyu. Tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan dasar
(demersal), yang dalam pengoperasiannya menyapu dasar perairan dan hanya boleh
ditarik oleh satu kapal motor.(Ayodhyoa. 1983). Panjang jaring dari pukat udang
sekitar 33 m. Sedang papan trawl (otter
board) berukuran 1,8 m panjangdan 1,4 m lebar, berat 500-562 kg/buah.
Teknisnya,
pertamadilakukanpersiapan baik dari nelayan, kapal dan alat tangkap (pukat
udang). Setelah sampai di tengah laut atau mencapai target penagkapan, maka
alat tangkap dipasang dan dibenamkan ke dalam laut. Apabila dilakukan siang
hari maka dapat menggunakan burung untuk menggiring ikan ke dalam jaring,
sedangkan pada malam hari dapat menggunakan lampu sebagai penarik perhatian
ikan. Apabilatelahdibenamkan,
jaringditarikolehkapalselamabeberapawaktudanbilatelahberisihasiltangkapanmakajaringdiangkatdandipanenhasiltangkapannya.
Cara
PengoperasianPukatUdang, menurutUsemahudanTomasila (2001), cara pengoperasian
meliputi tahap - tahap sebagai berikut :
1. Persiapan, sebelumoperasipenangkapan,
terlebih dahulu segala peralatan dan perlengkapan operasional agar dipersiapkan
secara teliti. Seperti penyusunan alat di tempatnya agar memudahkan saat
diturunkan, pemeriksaan mesin – mesin (mesin induk, mesin winch), pembersihan
palka, perbekalan es (apabila kapal tidak ada mesin pendingin).
2. PenurunanJaring(Setting), penurunanjaringpadasaat operasi dengan
menggunakan pukat udang dapat dilakukan setiap saat baik siang hari maupun
malam hari, asalkan cuacanya baik dan memungkinkan untuk menurunkan jaring.
Setelah kapal sampai di daerah penangkapan yang dituju, jaring dapat segeran
diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari bagian kantong, BED, badan jaring,
sayap, bridle line (apabila menggunakannya), otterboard dan tali penarik.
3.PenyeretanAlatTangkap
(Towing), dilakukansetelahalat tangkap di turunkan.
Penyeretaninibertujuanuntukmenyapuhasiltangkapansehinggamasukkedalamkantong.
Waktupenyeretaninidisesuaikandengankecepatankapal. Padaumumnya proses
penyeretanselama 1-2 jam.
4. Penarikanjaring
(hauling), urutanpenaikanjaringmerupkan
kebalikan dari urutan penurunan jaring. Selama operasi, jaring tersebut terus
ditarik sampai kira – kira 2 jam, kemudian baru dapat dinaikkan ke atas kapal
untuk diambil hasil tangkapannya.Kegiatanhaulingdapatdilihatpadagambar7
dibawahini.
2.5
Hasil Tangkapan
Hasil
tangkapan utama dan menjadi sasaran utama tangkapan alat tangkap pukat udang
ini adalah jenis-jenis udang (shrimp)
seperti udang jerebung (Penaeus
merguensis), udang windu (Penaeus merguensis), udang dogol (Penaeus merguensis), udang krosok (Penaeus merguensis).
Udang
merupakan salah satu primadona dalam dunia penangkapan, hal ini karena harganya
yang tinggi dalam pasaran. Berdasarkan tempat habitatnya udang terbagi dalam
dua golongan, yaitu udang air tawar (Macrobrachium,
sp) dan udang air laut (Penaues, sp).
Sebagai makhluk air yang tidak bertulang belakang, udang mempunyai berntuk
meorfologi dan histologi yang khas. Kepala dan tubuhnya dilindungi oleh kulit
keras yang banyak mengandung kalsium dan khitin.
2.5.1
Anatomi Udang Penause
Udang Penause
merupakan jenis hewan air, termasuk dalam phylum
Invertebrata, klas Decapoda,
famili Penaiedeae. Karena termasuk
decapoda, tubuh udang terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.
Tubuh udang agak melengkung (bongkok), bili berjalan merayap diatas air dengan
menggunakan kak-kakinya (pleopod)
yang dapat juga digunakan untuk berenang, sedangkan bagian ekor yang terdiri
dari telson dan uropod digunakan untuk mengemudi, selain itu udang juga dapat
melompat keluar permukaan air.
2.5.2
Daur Hidup UdangPenaeus
Periode udang Penaeus
mengalami enam kali perubahan bentuk melalui beberapa lingkungan yang berdeda,
yaitu embryo, larva, Juvenule, young (muda), immature (belum dewasa) dan mature
(dewasa). Masa embryo dimulai segera
setelahtelur menetas.
Apabila semua
organ tubuh telah terbentuk maka larva memasuki periode juvenile, kemudian pada periode ini udang bermigrasi ke daerah
mulut sungai atau daerah terlindung seperti paya bakau dan di daerh ini udang juveline tubuh menjadi udang muda (young). Pertumbuhan udang mudah menjadi
bentuk sebelum udang dewasa (immature)
masih belum jelas, tetapi migrasi udang tersebut dari mulut sungai menuju laut
lepas, menunjukan bahwa udang tersebut menuju kedewasaan (mature). Udang yang bermigrasi dari sungai ke laut lepas mempunyai
ukuran antara 110-120 mm. Daur hidup udang dapat dilihat pada gambar 8 dibawah
ini.
2.5.3
Tingkah Laku (Behaviour)
Udang Penaeus
Tingkah laku udang Penaeus ini sudah banyak diteliti oleh
para ahli sejak tahun 1950-an yang berasal dari Jepang dan Australi, terutama
kebiasaan udang
untuk
menguburkan diri, moulting (ganti kulit), bermigrasi secra kelompok.
2.5.3.1 Menguburkandiri
Kebiasaan ini paling sering dilakukan oleh udang sejak masih muda sampai
menjadi dewasa. Udang biasa menguburkan diri di dalam pasir dan lumpur pada
dasar air. Kebiasaan ini dilakukan untuk melindungi diri dari musuhnya.
Penguburan diri ini sangat berpenagar pada cahaya, biasanya udang keluar dari
tempat persembunyiannya setelah matahari terbenam dan kemudian menguburkan diri
kembali pada waktu matahari terbit.
Cahaya dan
temperatur air juga mempungaruhi kebiasaan menguburkan diri dari udang ini.
Pada temperatu < 140C,100% udang menguburkan dirinya di dasar
perairan. Sedangkan temperatur antara 280C sampai 140C
hanya sebagian ddari udang yang enguburkan diri, jika temperatur mencapai
>280C semua udang tidak menguburkan diri meskipun cahaya bersinar
terang.
2.5.3.2
Ganti kulit (moulting)
Moulting
adalah suatu prose pergantian kutikula, kutikula yang lama dilepas dengan yang
baru. Moulting dipengaruhi oleh berubahnya kualitas air atau mekanan serta
proses pengeluaran zat-zat tertentu dari tubuh udang. Menurut Longmuir (1983),
pada uang mudah proses moulting ini
melalui beberap periode sesuai dengan perkembangan setae dari pleopod.
2.5.3.3
Migrasi
Migrasi adalah proses perpindahan sekelompok dari habitat
yang satu ke habitat yang lain. Proses ini diduga terpengaruh oleh persediaan
makan yang terbatas sehingga mereka menuju tempat yang mempunyai persediaan
makanan yang cukup. Migrasi juga terjadi pada saat udang bertelur dan udang
mudah bermigrasi dari daerah muara sungai pada waktu larva dan menuju ke laut
lepas untuk tumbuh menjadi dewasa.
Migrasi yang terjadi setelah dewasa biasanya saat
bergantung pada kondisi mereka hidup, misalnya temperatur air yang turun pada
musim dingin. Migrasi udang di Indonesia dilaporkan oleh Unar dan Naamin (1984)
berdasarkan pengalaman nelayan penangkapan udang di Cilalcap. Larva dan post larva bergerak menuju pantai dan muara sungai, udang muda
memasuki Selat Segara Anakan terbawah oleh arus air laut dan kemudian tumbuh
menjadi dewasa. Udang ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan jaring banbu,
didapatkan 3-4 kg/unit/malam pada waktu air surut.
Hasil sampingan dari penangkapan
dengan pukat udang yaitu jenis-jenis ikan dasar atau jenis ikan demersal antara
lain pari (Trygon sephen), bulu ayam
(Setipirnna spp.), petek (Leiognathus spp.), cucut (shark), gulamah (Sciena spp.), kapas-kapas (Gerres
spp), krepa (Epinephelus spp.),
nomei (Harpodon spp.), bawal putih (Pampus argentus), rajungan (Portunus pelagicus), cumi-cumi (loligo spp), sotong (Sepia spp.) dan lain-lainnya
(Waluyo,1999).
2.6
PenangananHasilTangkapan
Penanganan
hasil tangkap yang dimulai dari penyortiran tangkapan yang masih bercampur
dengan sampah ataup ikan yang tidak mempunyai kualitas, kemudian hasil
tangkapan yang berupa udang di sortir kemudian di masukan ke dalam
basket-basket yang telah di sediakan dan di cuci dengan air laut untuk
menghilangkan kotoran atau lumpur yang menempel pada udang, tahap selanjutnya
udang yang berada di dalam basket di tumpahkan pada meja patah untuk dilanjutan
pematahan kepala dan sizing untuk sedangkan untuk udang tiger yang besar tidak melalui proses pamatahan kemudian di bekukan
dan lanjutkan proses packing ke dalam
master carton dengan menggunakan alat
trakel dan penjepit seal setiap master
carton berisi 6 inner carton
sedangkan untuk ende berisi 7 inner
carton, yang dilanjutkan penyimpanan dalam palkah selama pengoperasian.
Setelah kegiatan penangkapan
selesai dilakukan, kapal akan kembali ke fishing base dan akan melakukan
kegiatan bongkar hasil tangkapan. Pembongkaran hasil tangkapan ini biasanya
dilakukan diperusahan pemilik kapal atau langsung ke kapal penampung.
Komentar
Posting Komentar